Pujian untuk Gus Mus yang Arif dan Bijaksana Sikapi Hinaan dari Pandu Wijaya


Jakarta - KH Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus menuai pujian. Sikap Gus Mus yang arif dan bijaksana menyikapi orang yang menghinanya dinilai merupakan cerminan Islam yang sesungguhnya.

Salah satu yang memuji Gus Mus adalah putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Wahid. Dia mengatakan, Gus Mus adalah salah satu ulama panutannya.

"Pada dirinya, saya gamblang melihat upaya menegakkan Islam Rahmatan lil'alamin," cuit Alissa lewat akun Twitter-nya @AlissaWahid seperti dilihat detikcom, Jumat (25/11/2016).

Alissa memuji Gus Mus yang malah memohon kepada Komisaris Utama PT Adhi Karya Fadjroel Rachman agar penghinanya--seorang karyawan kontrak di PT Adhi Karya bernama Pandu Wijaya-- tidak dipecat. Bagi Alissa, Gus Mus sangat arif dan bijaksana menyikapi masalah.

"Watak Muslim tingkat tinggi. Sungguh, kita butuh Islam ramah, bukan Islam marah," tulisnya. Bagi Alissa, Gus Mus dan juga Quraish Shihab adalah ulama panutan yang tidak berkurang kearifannya karena hinaan.

Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia ini juga mengungkapkan kesedihannya karena media sosial dan kebebasan berpendapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak beradab untuk memaki-maki. Apalagi serangan itu ditujukan kepada para ulama seperti Gus Mus, KH Ma'ruf Amin, Quraish Shihab dan Buya Syafii Maarif.

Meski sedih ulama dihina, Alissa mengatakan, memaafkan adalah cara yang paling tepat untuk menyikapi sebagai orang yang waras. Namun dia punya pesan sendiri untuk penghina Gus Mus, Pandu Wijaya.

"Gus Mus itu tidak ngefek dikata-katai macam apapun. Lha wong beliau itu hatinya lapang. Tapi itu tak membuat kamu seenaknya bisa bilang ndasmu," ujar Alissa.

Selain Alissa, banyak netizen yang bicara di Twitter dan Facebook memuji sikap Gus Mus. Gus Mus sendiri berharap kasus ini jadi pelajaran berharga. Dia meminta agar orang jangan mudah emosi dan marah jika dihina atau direndahkan oleh orang lain.

"Kalau ada yang menghina atau merendahkanmu, janganlah buru-buru emosi dan marah. Siapa tahu dia memang digerakkan Allah untuk mencoba kesabaran kita. Bersyukurlah bahwa bukan kita yang dijadikan cobaan," ucapnya.

Kasus ini bermula saat Gus Mus melakukan kultwit di Twitter lewat akun @gusmusgusmu. Gus Mus bicara soal rencana Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI melakukan aksi salat Jumat di jalan protokol Jakarta pada Jumat, 2 Desember 2016. Gus Mus berharap aksi salat Jumat di jalan itu tidak dilakukan massa karena dinilainya merupakan bid'ah besar.

"Kalau benar, wah dalam sejarah Islam sejak zaman Rasullullah SAW baru kali ini ada bid'ah sedemikian besar. Dunia Islam pasti heran," cuit Gus Mus pada 23 November 2016 pukul 16.46 WIB. Cuitan itu pun direspons Pandu Wijaya lewat akun Twitternya @panduwijaya_.

"@gusmusgusmu Dulu gk ada aspal Gus di padang pasir, wahyu pertama tentang shalat jumat jga saat Rasullullah hijrah ke Madinah. Bid'ah ndasmu!" cuit Pandu Wijaya yang kini mengunci akun Twitternya.

Cuitan Pandu Wijaya itu pun diprotes banyak netizen karena dinilai sangat kasar memaki seorang ulama. Tidak lama berselang PT Adhi Karya pun memberikan SP3 kepada Pandu Wijaya karena dinilai melakukan pelanggaran berat yang merugikan nama baik perusahaan.

Karena banyak diprotes netizen, Pandu kemudian meminta maaf kepada Gus Mus. "Nyuwun pangapunten atas kesalahan dalem, mugi2 @gusmusgusmu lan santrinipun maringi ngapunten," tulis pria kelahiran 1991 ini di akun Twitter @panduwijaya_.

Sumber